• Home
  • Manufaktur
  • Infrastruktur
  • Energi
  • Niaga
  • Tekno
  • Agri
  • TI & Media
  • Telko
  • Transportasi & Logistik

Market

  • Bursa
  • Saham
  • Obligasi & Reksadana
  • Emas
  • Kurs
  • Komoditas
  • Rekomendasi
  • Korporasi

Bola

  • Liga Inggris
  • Liga Spanyol
  • Liga Italia
  • Bola Eropa
  • Bola Dunia
  • Bola Indonesia
  • Free Kick

Sport

Otomotif

Finansial

  • Ekonomi
  • Moneter
  • Perbankan
  • Asuransi
  • Multifinance
  • APBN & Pajak
  • BUMN Watch
  • Wealth & Finance

Gadget

  • Komputer & Laptop
  • Smartphone
  • Tablet
  • Electronics

Manajemen

Entrepreneurship

Syariah

Industri

  • Manufaktur
  • Infrastruktur
  • Energi
  • Jasa
  • Tekno
  • Agribisnis
  • TI & Media
  • Telko

Properti

  • Rumah & Real Estat
  • Apartemen
  • Bisnis Properti

Traveling

Info

Inforial

Kabar24

  • Nasional
  • Hukum
  • Internasional
  • Regional
  • Humaniora
  • Oh Dunia
  • Kriminalitas
  • Pendidikan

Koran Bisnis

  • Halaman Muka
  • Market
  • Industri
  • Bisnis Weekend

Foto

Life & Style

  • Gaya Hidup
  • Fashion
  • Infotaiment
  • Relationship
  • Inspirasi
  • Parenting
  • Health
  • Musik

Bisnis tv

  • Inspirasi Bisnis
  • Investasi Yuk!
  • Program Berita
  • Editor's View
  • Inspirasi & Kebijakan
  • Selebisnis
  • Streaming

Regional

  • Jakarta Raya
  • Banten
  • Bandung
  • Semarang
  • Surabaya
  • Bali
  • Sumatra
  • Kalimantan
  • Sulawesi
  • Papua

Solopos

Harian Jogja

Data Bisnis

Indeks

  1. Home
  2. Industri
  3. Energy & Mining

Industri Hulu Migas Dinilai Tak Seksi Lagi

Januari
31
/ 2017
20:02 WIB
Oleh : Duwi Setiya Ariyanti
Share this post :

Bisnis.com, JAKARTA--Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Satya W Yudha menilai industri hulu minyak dan gas bumi nasional tak lagi menarik bagi investor.

Menurutnya, turunnya harga minyak, menjadi akumulasi bahwa Indonesia belum menjadi tujuan untuk menanamkan modal di sektor hulu minyak dan gas bumi. Ternyata, tanpa faktor tersebut pun sebenarnya Indonesia belum bisa menawarkan pemanis yang membuat sektor ini cantik dan memiliki daya tarik bagi pelaku usaha.

Pengenaan pajak pada aset milik negara juga pengenaan pajak bumi dan bangunan (PBB) di kegiatan yang dilakukan di lepas pantai, inkonsistensi regulasi hingga panjangnya birokrasi membuat Indonesia tak lagi dilirik. Alhasil, kegiatan eksplorasi semakin rendah dan menyisakan aset-aset berumur berbiaya tinggi untuk menopang produksi nasional.

“Industri ini sudah tidak cantik lagi,” ujarnya dalam acara diskusi tentang industri hulu minyak dan gas bumi di Jakarta, Selasa (31/1/2017).

Dari laporan Fraser Institute tentang Global Petroleum Survey yang diterbitkan pada Desember 2016, Indonesia yang memiliki cadangan 23,01 miliar barel setara minyak (billion barrel oil equivalent/bboe) berada di urutan 79 dengan skor 45,83 dalam hal indeks persepsi kebijakan.

Indeks persepsi kebijakan (policy perception index) dibentuk dari 16 hal seperti syarat-syarat fiskal (fiscal terms), sistem perpajakan, aturan lingkungan hidup, penegakan hukum, biaya untuk kepatuhan regulasi, area yang dilindungi, hambatan perdagangan, regulasi ketenagakerjaan, kualitas infrastruktur, kualitas basis data geologi, ketersediaan tenaga kerja dan kemampuan, pembebasan lahan, kestabilan politik, keamanan, tumpang tindih dan inkonsistensi regulasi dan sistem hukum.

Menurut investor catatan merah Indonesia yakni masih terdapat persepsi negatif terkait regulasi yang tumpang tindih dan inkonsisten, pembebasan lahan dan hambatan perdagangan. Sementara, investor menilai secara politik, Indonesia cukup stabil dan tak menghalangi minat berinvestasi.

Investor menganggap terdapat beberapa hal yang mengurangi minat investasi bahkan membuat investor enggan menanamkan modal di Indonesia seperti kewajiban menggunakan mata uang rupiah dalam melakukan transaksi di dalam negeri, pembatasan tenaga kerja asing, penerapan pajak bumi dan bangunan (PBB) pada wilayah kerja lepas pantai dan investor terpaksa menggunakan tenaga kerja yang tak sesuai kualifikasi dan barang yang tak sesuai spesifikasi yang umumnya berasal dari China bukan dari Indonesia.

Urutan Indonesia lebih rendah dibandingkan negara lain di Asia Tenggara yang memiliki cadangan lebih kecil seperti Malaysia (19,51 bboe) di urutan 41,Thailand (2,03 bboe) di urutan 42 dan Vietnam (9,02 bboe) pada jajaran ke-38. Sebagai pembanding, Thailand dengan indeks 67,01 dianggap lebih unggul karena pemerintah tak mewajibkan investor untuk mengutamakan penggunaan tenaga kerja juga seluruh material dan peralatan lokal. Kendati demikian, investor akhirnya menggunakan tenaga kerja dan produk lokal karena lebih menarik secara ekonomi bukan karena tuntutan regulasi.

Satya menilai pemerintah tak bisa melakukan pembiaran ketika industri lesu. Dia menilai seharusnya pemerintah bersikap tanggap dengan faktor internal dan faktor eksternal yang menghambat investasi. Sayangnya, perbaikan tak bisa dilakukan secara cepat termasuk revisi Peraturan Pemerintah No.79/2010 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan pada Industri Hulu Migas dan Biaya Operasi yang Bisa Dikembalikan yang hingga kini belum juga rampung.

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), dalam beberapa tahun terakhir belanja investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi menurun. Pada 2010, saat harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) di kisaran US$79 per barel, investasi hulu yang terealisasi sebesar US$12,69 miliar.

Angka tersebut naik perlahan ke US$16,10 miliar pada 2011 ketika ICP US$111 per barel. Realisasi terus terkerek naik pada 2012, 2013 dan 2014 berturut-turut yaitu US$17,89 miliar dengan ICP US$112 per barel, US$20,37 miliar dengan ICP US$105 per barel dan US$20,36 miliar dengan ICP US$96 per barel. Namun, pada 2015 (unaudited), capaian investasi meleset ke angka US$15,34 miliar saat ICP di kisaran US$48 dan kembali turun menjadi US$12,01 miliar di 2016. Kemudian, pada 2017 ditarget menjadi US$13 miliar.

“Jangan dianggap industri ini akan hidup dengan sendirinya,” katanya.

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan lapangan mulai dari temuan pun menjadi salah satu penyebab investor enggan menanamkan modalnya. Sebagai gambaran, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi IGN Wiratmaja Puja mengatakan semakin canggih teknologi dan tingginya pendidikan sumber daya manusia justru membuat waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan minyak dan gas bumi kian panjang.

Dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada tahun 70-an, waktu yang dibutuhkan untuk mencari sumber hingga memproduksikan minyak dan gas kurang dari 5 tahun. Durasi tersebut bukannya kian pendek justru semakin panjang menjadi 5 tahun, lebih dari 10 tahun pada 90-an dan lebih dari 15 tahun di tahun 2000-an.

“Harga minyak tinggi pun tetap enggak atraktif,” katanya.

 

Tag : hulu migas
Editor : Rustam Agus
Berita terkait :
Hulu Migas Tak Dapat Tax Holiday, Ini Penjelasannya!
Indef: Insentif Pajak Bukan Perhatian Utama Investor…

BERITA TERKINI LAINNYA

  • 2018 26 Apr
    Manufaktur
    | 38 minutes ago

    Sharp Hadirkan Produk Air Purifier di IIMS 2018

    berkendara mengarungi jalanan ibu kota dalam waktu tempuh yang lama menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi banyak kaum urban Jakarta
  • 2018 25 Apr
    Energy & Mining
    | 1 hour ago

    Kinerja Kuartal I/2018: Produksi Emas dan Tembaga Freeport Indonesia Naik Signifikan

    Sepanjang kuartal I/2018, produksi emas dan tembaga PT Freeport Indonesia mencetak kenaikan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
  • 2018 25 Apr
    Energy & Mining
    | 1 hour ago

    Freeport-McMoRan Berharap Tetap Kontrol Freeport Indonesia

    Kendati telah sepakat mengenai besaran divestasi saham PT Freeport Indonesia hingga 51%, Freeport-McMoRan Inc. berharap masih memegang kontrol dalam bisnis dan kebijakan…
  • 2018 25 Apr
    Energy & Mining
    | 2 hours ago

    Freeport-McMoRan: Stabilitas Investasi Jadi Kunci dalam Negosiasi

    Freeport-McMoRan Inc. menyatakan kepastian stabilitas investasinya di Indonesia hingga 2041 menjadi isu yang harus segera diselesaikan dalam negosiasi yang sedang berlangsung…
  • 2018 25 Apr
    Energy & Mining
    | 2 hours ago

    Negosiasi Pemerintah & Freeport: Pilkada dan Pilpres Jadi Faktor Risiko

    Freeport-McMoRan Inc. menyatakan pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden bisa menjadi faktor risiko dalam proses negosiasi yang tengah berlangsung dengan pemerintah…
  • 2018 25 Apr
    Niaga & Jasa
    | 2 hours ago

    Eropa Larang Biodiesel. Menko Luhut : Kami Tidak Berencana Alihkan Pembelian Pesawat ke Boeing

    Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menegaskan bahwa Indonesia tidak pernah berniat melakukan tindakan balasan terhadap larangan biodiesel berbahan kelapa sawit dari…
  • 2018 25 Apr
    Transportasi & Logistik
    | 2 hours ago

    Saudia Airlines Terbangkan 110.000 Jemaah Haji Indonesia

    PT Ayu Berga melaporkan Saudia Airlines akan menerbangkan lebih dari 110.000 orang calon jemaah haji dari Indonesia pada 2018.
  • 2018 25 Apr
    Telekomunikasi
    | 3 hours ago

    Industri Tekfin Terkendala Rumitnya Aturan Pendaftaran

    Rumitnya birokrasi menjadi penghambat bagi industri teknologi finansial atau tekfin/fintech untuk berkembang di Indonesia. Sejumlah kalangan berharap OJK dan Bank Indonesia…
  • 2018 25 Apr
    Transportasi & Logistik
    | 3 hours ago

    Garuda Indonesia Siap Angkut 107 Ribu Calon Jemaah Haji

    Direktur Operasi Garuda Indonesia Triyanto Moeharsono mengatakan maskapai layanan penuh (full service) ini telah mempersiapkan 14 unit pesawat untuk penerbangan haji.
  • 2018 25 Apr
    Infrastruktur
    | 4 hours ago

    Pemenang Lelang 3 Bendungan Masih Diproses

    Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat masih memproses penetapan pemenang lelang tiga bendungan yakni Bendungan Sidan di Bali, Bener di Jawa Tengah, dan Tiga Dihaji…
  • 2018 25 Apr
    Agribisnis
    | 4 hours ago

    Kemendag: Pengiriman Bawang Putih Sempat Terganggu Cuaca Buruk

    Kementerian Perdagangan menyatakan pengiriman impor bawang putih pada awal April sempat terhambat kondisi cuaca sehingga pasokan terganggu.
  • 2018 25 Apr
    Agribisnis
    | 5 hours ago

    Realisasi Wajib Tanam Bawang Putih Masih Minim

    Kementerian Pertanian mencatat realisasi wajib tanam bawang putih oleh para importir baru mencapai 14% untuk alokasi 2017 dan 2% untuk alokasi pada 2018.
  • 2018 25 Apr
    Agribisnis
    | 5 hours ago

    Pembudidaya Kerapu Terbebani Kenaikan Harga Pakan

    Kenaikan harga pakan ikan sudah dirasakan oleh pembudi daya kerapu meskipun pabrikan secara umum belum menaikkan harga jual setelah kurs rupiah melemah terhadap dolar Amerika…
  • 2018 25 Apr
    Energy & Mining
    | 5 hours ago

    Kebakaran Sumur Minyak: Korban Meninggal Bertambah Jadi 18, 41 Luka. Ini Daftarnya

    Korban kebakaran sumur minyak di Desa Pasir Putih, Kabupaten Aceh Timur, terbakar pada Rabu (25/4/2018) pagi terus bertambah.
  • 2018 25 Apr
    Agribisnis
    | 5 hours ago

    Soal Defisit Susu, Kementan Sebut Kemitraan Jadi Solusi Jitu

    Pola Kemitraan antara peternak susu sapi perah dan pabrik susu diklaim dapat menjadi solusi permasalahan industri susu dalam negeri mulai dari hulu sampai dengan hilir.
  • 2018 25 Apr
    Energy & Mining
    | 5 hours ago

    PLN Operasikan Gardu Induk Khusus Smelter di Bantaeng

    PT PLN mengoperasikan Gardu Induk (GI) 150 kilo Volt (kV) dengan trafo 2 x 60 Mega Volt Ampere (MVA) khusus untuk memasok listrik smelter di Bantaeng, Sulawesi Selatan
  • 2018 25 Apr
    Niaga & Jasa
    | 6 hours ago

    Ekspor RI ke Jerman Makin Positif

    Pemerintah menargetkan pertumbuhan perdagangan ekspor non migas dengan Jerman terus menggembirakan setelah melihat pertumbuhan positif pada awal 2018 dan semakin dekatnya…
  • 2018 25 Apr
    Energy & Mining
    | 6 hours ago

    Kebakaran Sumur Migas di Aceh, Ini Penjelasan Pertamina EP

  • 2018 25 Apr
    Niaga & Jasa
    | 6 hours ago

    INACRAFT 2018 Bidik Transaksi Ritel Rp149 Miliar

    Penyelenggara International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2018, menargetkan transaksi retail pada pameran produk kerajinan internasional ini dapat mencapai Rp149 miliar.
  • 2018 25 Apr
    Energy & Mining
    | 6 hours ago

    Kurangi Beban, Pertamina Ajukan Penyesuaian Harga Jual Premium

    PT Pertamina mengajukan agar domestic market obligation atau DMO harga jual BBM jenis Premium disesuaikan dengan asumsi anggaran pendapatan belanja negara.
    Kali Ini Jokowi Dikawal Paspampres Wanita
    Indahnya Pantai Pulau Bokori
    Begini Dampak Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Aceh

    Terpopuler

    1. Cara Alibaba Membangun dari Pinggiran dengan Teknologi E-Commerce
    2. Prospek Bisnis Bank Sampah Potensial
    3. Kemenkop-BNPP Sinergi Bangun UKM di Perbatasan
    4. Sempat Luput, Kemenkominfo Siapkan Regulasi Registrasi BWA
    5. Kuliner, Fesyen, dan Travel Mendominasi Iklan di Instagram Stories
    • Bisnis.com
      • Available on:
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Code of Conduct
    • Advertise with Us
    • Contact Us
    • Career
    Copyright © 2018 by Bisnis Indonesia.
    Proudly powered by Sibertama
    • Home
    • Privacy Policy
    • Code of Conduct
    • Advertise
    • Contact Us
    • Career
    Bisnis Indonesia
    Copyright © 2018 by Bisnis Indonesia. Proudly powered by Sibertama
    Page rendered in 0.2073 seconds on g9-100
    Available on:    
    • Connect with us